Senin, 18 April 2011

HIPERPARATIROID


A.      KONSEP DASAR

  1. Pengertian
Hiperparatiroid adalah suatu keadan di mana terjadi peningkatan ekresi hormon paratiroid dari jumlah yang di butuhkan tubuh  : bersifat primer dan sekunder.

Hiperparatiroid di bagi menjadi 3 yaiti :
a.      Primer       :  Penyebab belum jelas, di duga kerena pemberian diuretic tiasid dan kalsitinin  (Hiperplasi dan Hipertropi paratiroid )
b.      Sekunder   : Penyebab gangguan pada hipofise di mana terjadi perangsangan kelenjar paratiroid
c.      Tertier        : Dihubungkan dengan keganasan di tempat lain seperti : Ca. Paru, Ca. Ginjal, Ca. Saluran cerna

2.      Patofisiologi
Kelenjar paratiroid : Berfungsi mempertahankan keseimbangan  kalsium dan pospat yang berefek pada intesti  tulang dan ginjal normal kalsium relatif konstan oleh parat hormon maka bila terjadi peningkatan kadar parathormon sehingga peningkatan reabsorpsi kalsium dan ekresi pospat di tubulus ginjal. Sehingga terjadi hiperkalsemia dan hiperpospatemia. Di dalam tulang parathormon akan meningkat resorpsi tulang dengan menurukan aktivitas osteoblastik atau pembentukan tulang dan meningkatkan aktivitas osteoklastik atau perusakan tulang.

3.      Dampak Hiperparatiroid
a.      Perubahan mental karena aktivitas reflek dan system persyarapan menurun serta perlambatan kontraksi otot.berupa penuruna kesadaran dan depresi
b.      Saluran cerna: mual, muntah, anoreksia, konstipasi, ulkus gaster dan penurunan berat badan pada ginjal terjadi neprokalsinosis. Pada mata terjadi penumpukan kalsium .
c.      Pada tulang menjadi tipis mudah patah, nyeri tulang dan persendian deformitas atau kelainan bentuk tulang.

  1. Pemeriksaan Diagnostik
a.      Pemeriksan labolatortium
-          Kadar kalsium serum meningkat
-          Kadar serum pospat organic menurun
-          Kadar kalsium dan pospat urine meningkat
b.      Pemeriksaan radiology
Pemisahan tulang dan terbentuk kista serta trabekula pada tulang akan terlihat di poto tersebut





B.     PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian
a.      Riwayat kesehatan dan penyakit pasien serta keluarga
b.      Keluhan utama  : Nyeri, lemah / letarghi , kelelahan otot, mual, muntah, anoreksia, konstifasi, nyeri lambung, penurunan berat badan, depresi
c.      Riwayat : trauma / fraktur tulang, radiasi leher dan kepala
d.      Pemeriksaan Fisik
e.      Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang
f.        Kulit tanpak pucat
g.      Berat badan menurun
h.      Tanpak lemah
i.         Perubahan tingkat kesadaran
j.         Bila kadar kalsium tinggi : tanpak tanda psikosis organic seperti : bingung dan koma ( kematian )

2.      Diagnosa Keperawatan
a.      Resiko tinggi terjadinya fraktur b/d adanya delkasifikasi tulang
b.      Gangguan pemenuhan ADL : fraktur b/d kelemahan
c.      Potensial terjadinya komflikasi pada jantung, otak, ginjal b/d adanya hiperkalsemia
d.      Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d intake makanan yang kurang akibat hipergastfrenemia

3.      Intervensi Keperawatan
a.      Diagnosa I ( post fraktur )
1)      Hindarkan posisi yang menetap
2)      Hati – hati dalam melakukan perubahan posisi
3)      Cegah trauma jatuh, penghalang tempat tidur
4)      Beri aktivitas yang tidak menyebabkan kelemahan
5)      Ajarkan cara melindungi diri dari trauma fisik seperti : cara merubah posisi tubuh dan cara berjalan

b.      Diagnosa II ( kebutuhan ADL )
1)      Bantu aktivitas pasien sesuai kebutuhan
2)      Hindarkan aktivitas yang melelahkan pasien
3)      Hindarkan posisi tubuh yang tiba – tiba
4)      Ikutsertakan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pasien

c.      Diagnosa III ( komplikasi )
1)      Berikan hidrasi yang banyak baik oral maupun per pariental ( kolaborasi )
2)      Kolaborasi pemberian obat –obatan menurun kadar kalsium darah seperti : bemberian lasix.
3)      Monitor pasien jantung
4)      Ukur intake out put renal setiap 2 – 4 jam terapi hidrasi
5)      Berikan diet rendah kalsium
6)      Monitor secara berkala nilai kalsium darah
7)      Bila hidrasi tidak mampu menurun kalsium maka dokter akan memberikan terapi pospat karena pospat menghambat resorbsi kalsium
8)      Pemberian kalsitonom untuk menurunkan mobilisasi kalsium tulang dan bersihan lidah terhadap kalsium

HIPOPARATIROID



A.      KONSEP DASAR

1.      Pengertian
Hipoparatiroid adalah suatu keadaan di mana sekresi kelenjar paratiroid berperan sehingga terjadi hipokalsemia dan peningkatan pospor dalam darah

2.      Penyebab Hipoparatiroid
a.      Primer :
1)      Herediter bawaan : Neonatal, Hipoparatiroid karena di jumpai sejak bayi dan orang yang menderita hipoparatiroid
2)      Simple idiopatik , hipoparatiroidisme
3)      Akibat reaksi auto imun di mana terjadi deftruksi ( perusakan ) kelenjar paratiroid oleh daya imunitanya
4)      Paska paratiroidektomi : komplikasi pembedahan di mana terjadi pengangkatan paratiroid serta tak sengaja
b.      Sekunder :
Gangguan hipofise penekanan produksi dari kelenjar paratiroid.

3.      Patofisiologi
Parathormon tidak adekuat  : sehingga reabsorfsi kalsium dari intestinal menurun dan kalsium tulang menurun hipokalsemia dan meningkat kadar pospat serum

4.      Dampak
a.      Hipokalsemia dan Hiperpospatemia.
Kadar kalsium rendah: meningkat sensitivitas nevlo muskuler sehingga akan terjadi tetani berupa gerakan renik–klonik pada ektrimitas, sfider laringeal, ritme jantung irreguler (tidak teratur) serta, tanda: TROSSEAAN  dan CHOVSTEKS SIEN.
b.      Hipokalsemia lama: pertumbuhan tulang abnormal, tulang pendek terlihat pada carpal dan metacarpal , pertumbuhan rambut dan kuku mudah patah, rambut tipis dan jarang 

B.     PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1.      Pengkajian
a.      Pengkajian Umum / data umum
Keluhan utama : kelainan bentuk tulang, perdarahan yang sulit berhenti , kejang – kejang, kesemutan dan lemah
b.      Pemeriksaan fisik
1)      Inspeksi dan palpasi kelainan bentuk tulang
2)      Tetani, tanda trosesean dan copsieks
3)      Stridor ( pernapasan berbunyi ), rambut jarang dan tipis
4)      Kuku borok dan mudah patah, kulit kering dan kasar
c.      Pemeriksan penunjang
Pemeriksaan kadar kalsium serum dan radiology

2.      Diagnosa Keperawatan
a.      Bersihan jalan napas tidak efektif b/d adanya spasme laring
Intervensi keperawatan
1)      Kolabirasi pemberian obat anti spasmodic
2)      Berikan oksigen sesuai program
3)      Istirahatkan pasien di tempat tidur
4)      Kolaborasi pemberian kalsium intra vena pada pasien hipokalsemia berat : kalsium klorida / kalsium glukosa yang di berikan dalam larutkan glukosa 10 % untuk dosis pemeliharan di berikan kalsium suplemen 0,5 – 2 gram / hari
5)      Pertahankan diet tinggi kalsium dan rendah pospat

b.      Potensial terjadinya aspirasi berbubungan dengan efek adanya spasme laring
Intervensi keperawatan
1)      Monitor tanda kekurangan O2
2)      Bila perlu puasakan pasien pada selang periode serangan
3)      Pertahankan pemberian kalsium sesuai program
4)      Kolaborasi pemberian nutrisi per parenteral bila perlu

c.      Gangguan body image b/d penolakan terhadap perubahan bentuk tubuh
Intervensi keperawatan
1)      Beri dorongan pada pasien agar mau mengungkapkan perasaan dan pikirannya terhadap perubahan bentuk tubuh
2)      Bersama – sama menggali potemsi yang masih dapat di kembangkan
3)      Manipestasi pasien dan mengidentifikasi upaya untuk mengurangi perasaan malu terhadap lingkungan ( orientasi bertahap terhadap lingkungan )



Tidak ada komentar:

Posting Komentar