Senin, 18 April 2011

DERMATITIS


 

A.     KONSEP DASAR

 

1.      Pengertian

Dermatitis adalah merupakan epidermo-dermitis dengan gejala subyektif Pruritus, obyektif tampak imflamasi, vesikulasi, eksudasi, dan pembentukan sisik, tanda-tanda polimorfi tersebut tidak selalu timbul pada saat yang sama Penyakit bertendensi residit dan menjadi kronis ( Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke 3 )

2.      Eiologi

Penyebab dermatitis kadang-kadang tidak diketahui sebagian besar merupakan respon kulit terhadap agen-agen, misalnya: zat kimia, protein, bakteri, dan fungsi respon tersebut dapat berhubungan dengan alaergi, reaksi alergi terjadi atas dasar interaksi antara antigen dan antibody.

Agen penyebab dermatitis timbul dari factor eksogen dan endogen diantaranya  :
a.      Endogen:
Pada dermatitis stasis dan atopik karena pada dermatitis ini terjadi bendungan ditungkai yang diakibatkan katup atou tromboplebitis, varises dan pengaruh herediter
b.      Eksogen :
Pada dermatitia kontak dan atrofik, terjadi karena alergi, zat-zat iritan seperti : bahan kimia ( H2SO4, KOH, deterjen sabun alat kosmetik ) pancaran sinar matahari dan bakteri

3.      Patofisiologi

Secara umum patofisiologi dari dermatitis dimulai dengan eritema yang didasari oleh dilatasi pembuluh darah perifer dan selanjutnya terjadi edema, karena terjadi intraseluler maka terbentuklah vesikel, pecah timbul erosi dan eksoriasi serta eksudasi. Pengering eksudat membentuk krusta yang berwarna kekuningan atou kehitaman , vesikel yang mengerig dapat menimbulkan skuama. Bila tidak diobati dan akibat garukan yang terus menerus yang terjadi penebalan kulit dengan gambaran kulit yang makin jelas dan hiperpigmentasi .
   

4.      Klasifikasi

Menurut perjalanan penyakitnya dermatitis dibagi menjadi stadium  :
a.      Akut        : ditandai dengan eritema, edema, vesikel, dan eksudasi
b.      Sub akut    :           eritema tidak begitu menojol terdapat krusta, erosi, ekskoriasi
c.      Kronik     : likenifikasi, hiperpigmentasi, hipopigmentasi

5.      Macam-Macam Dermatitis

Dermatitis terbagi menjadi 4 bagian:
a.      Dermatitis kontak
Adalah inflamasi yang serig bersifat ekzematosa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap sejumlah bahan iritatis dan alergenik.

1)      Tipe dermatitis kronik
a)      Tipe toksik disebabkan oleh iritasi primer dengan keluhan terasa terbakar dan tidak begitu gatal, tergantung pada etiologi, kosentrasi, lamanya kontak, lokalisasi dan umur, batasnya jelas. Oligomorfi  ( biasanya bulat )
b)      Tipe alergik disebakan oleh allergen atou antigen yang belum komplit, dengan keluhan gatal, tidak tergantung pada kosentrasi, batasanya kurang jelas. Polimorpfi 
2)      Faktor prediposi dermatitis kontak :
Memar, friksi, meserasi, trasfirasi eksesif
3)      Gambaran klinis
Keluhan gatal-gatal, rasa terbakar, eritema, lesi kulit ( vesikel ) dan edema yang diikuti oleh pengeluaran secret, pembentukan krusta srta akhirnya pengeringan dan pengelupasan kulit
b.      Dermatitis atofik
Adalah erupsi kronik yang terlihat penderita rinitis alergik dan asma  maupun kerentangan herediter
Gambaran klinis: Keluhan utama gatal, kekeringan kulit, adanya obrasi dan visura
c.      Dermatitis stasis
Adalah dermatitis yang terjadi karena suatu bendungan pembuluh darah balik atou vena yang berada ditungkai. Bendungan itu dikarnakan adanya kerusakan katup atou tromboplebitis dan varises
Gambaran klinis: Gatal, adanya skuama, hiperpigmentasi dan erosi. Bila berlanjut terjadi nekrosis.
d.      Dermatitis numularis
Adalah lesi yang berukuran sebesar uang logam tapi kadang-kadang dapat melebar pada bagian tengah tetap aktif
1)      Faktor perdisposisi: Stres, iklim dan iritasi.
2)      Gambaran klinis: Gatal, erupsi berukuran bulat, vesikel, erosi, eritema, eksudasi.

6.      Pemeriksaan penunjang

a.      Dermatitis kontak “pacth test “
Dilakukan dibagian fleksor lengan bawah atou punggung zat yang tersangka sebagi kontaktan diletakan diatas kulit, kemudian ditutup dengan kain kasa dan bahan impremabel, kemudian ditutup dengan plester. Sesudah 24-48 jam, hasilnya dusebut 1 hingga plus 5, bila ada eritema, edema, papel, vesikel ( dapat berkonfluesi ) dan nekrosis.
b.      Dermatitis atopik
Dapat dilakukan beberapa test untuk menyokong diagnosa seperti “ white demographis “ dan test asitkolin pada kulit normal bila digores benda tajam akan terjadi “ tripel respon “ yang berturut-turut .
-          Pertama timbul garis merah pda tempat digores selama 15 menit
-          Timbul kemerahan disekitarnya beberapa detik
-          Akhirnya timbul edema setelah beberapa menit

Pada seorang penderita dermatitis atopik garis merah selama 2-5 menit, sedangkan edema tidak timbul. Peristiwa tersebut dikenal sebagai “ white dermographisme “. “ test asitikolin “. Bila kulit nortmal disuntik asetikolin intrakutan ( larutan 1 : 5000 ) akan timbul hiperemer. Sedangkan pada penderita dermatitis atopik malah timbul warna pucat selama lebih kurang 1 jam akibat terjadinya vaskontraksi.
c.      Dermatitis stasis
Diberikan penenang sebagai anti pruritus, antibiotik utuk infeksi sekunder secara topical : apabila basah dikompres, sedangkan bila kering berikan salep kortikosteroid .
d.      Dermatitis numuralis
Terapi local : Bila basah dikompres, bila kering diberikan kortekosteroid .
Secara sistemik diberikan antipruritus yaitu sedatis, traskulizer, dan antibiotika seperti eritromisin, bila ada infeksi.

7.      Penatalaksanaan

Pada umumnya pengobatan didasarkan kepada etiologinya serta stadium penyakit pada saat kita berobat. Berat-ringannya penyakit lokalisasi: dangkal atau dalamnya kelainan.


8.      Pengobatan

Pengobatan dermatitis dapat dilakukan dua cara:
a.      Pengobatan sistemik
1)      Kortikosteroid, digunakan pada keadaan yang berat sebagai anti inflamasi dan anti alergi.
2)      Antibiotik, bila terdapat infeksi sekunder
3)      Sedatif dan tranquilizer, untuk menghilangkan atau mengurangi rasa gelisah dan gatal.
b.      Pengobatan topical
1)      Pada keadaan akut, dilakukan kompres terbuka
2)      Sedangkan pada keadaan sub akut diberikan krim
3)      Bila kering dapat diberikan bedak
4)      Pada keadaan yang menahun dapat diberikan salep

 


B.     ASUHAN KEPERAWATAN


1.      Pengkajian

a.      Kaji nyeri
b.      Kaji sirkulasi
c.      Kaji makanan atou cairan
d.      Kaji aktifitas atou  istirahat
e.      Kaji riwayat penyakit  keluarga klien

2.      Diagnosa keperawatan

a.      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit
b.      Nyeri dan gatal berhubungan dengan lesi kulit
c.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penampakan kulit yang tidak baik
d.      Infiksi brhubungan dengan jaringan traumatic
e.      Kelebihan cairan berhubungan dengan dilatasi pembulauh darah perifer



3.      Intervensi

a.      Kaji kedalaman warna luka perhatikan jaringan nekrotik dan kondisi sekitar luka
b.      Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan makrasi ( hidrasi stratum korneum yang berlebihan ) ketika memasang balutan basah
c.      Tutup luka sesegera mungkin
d.      Kaji keluhan nyeri perhatikan lokasi atou karakter dan intensitas ( 0-10 )
e.      Dorong ekspresi perasan tentang nyeri
f.        Kaji adanya gangguan pada citra diri klien
g.      Membantu klien kearah penerimaan diri
h.      Bersihkan jaringan nekrotik yang lepas dengan gunting dan forsap
i.         Tekankan pentingnya tekhnik cuci tangan yang baik untuk semua individu yang datang kontan dengan klien
j.         Pertahankan pencatatan komulatif jumlah dan tipe pemasukan cairan
k.      Timbang BB setiap hari

4.      Evaluasi
a.      Menujukan tidak adanya keretakan kulit
b.      Melaporkan nyeri berkurang atou terkontrol
c.      Memberikan perhatian kepada penampakan diri
d.      Mencapai penyambuhan luka tepat waktu bebas eksudat purulen dan tidak demam
e.      Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan




Tidak ada komentar:

Posting Komentar