Rabu, 20 April 2011

Farmakologi


Acetaminophen (Paracetamol)

·         Indikasi :
Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal.
Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.menurunkan demam pada influenza dan setelah vaksinasi.

·         Kontra Indikasi :
Hipersensitif terhadap parasetamol dan defisiensi glokose-6-fosfat dehidroganase. Tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.

·         Deskripsi :
Paracetamol adalah derivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik atau analgesic.
Sifat antipiretik disebabkan oleh gugus aminobenzen dan mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral.
Sifat analgesik parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang.
Sifat antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tindak digunakan sebagai antirematik.

·         Farmakosintetika :
a.      Absorpsi :
…………..
b.      Diabsorpsi :
……………
c.       Metabolism :
……………..
d.      Ekresi :
…………..
·         Dosis :
…………………
·         Jenis :
Tablet

·         Peringatan & perhatian :
…………………………….

·         Cara pakai :
………………………..

Amoxicillin
Amoxicillin
·         Indikasi :
Amoksisilina efektif terhadap penyakit :
a.       Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore), bronkitis, langritis.
b.      Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
c.       Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
d.      Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

·         Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.

·         Komposisi :
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.

·         Cara Kerja Obat :
Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spektrum luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.
Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci, Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.
Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

·         Posologi :
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3 dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis tunggal.

·         Efek Samping :
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus, angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.

·         Interkasi Obat :
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.

·         Cara Penyimpanan :
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.

·         Peringatan dan Perhatian :
Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross allergenicity" (alergi silang).
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran gastrointestinal.
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada bayi.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

·         Jenis :
Tablet


Cardio Aspirin

Cardio Aspirin
·         Indikasi :
Mengurangi bahaya trombosis koroner lebih lanjut dalam masa pemulihan dan infark jantung (profilaksis re-infark), mengurangi risiko kematian dan atau serangan MCI (infark miokard) pada penderita dengan riwayat infark atau angina pektoris yang tidak stabil, pencegahan trombosis (profilaksis re-oklusi) setelah aortocoronary bypass, mengurangi risiko serangan TIA (Transient Ischemic Attack).

·         Kontra Indikasi :
Tablet Cardio Aspirin® salut enterik 100 mg tidak boleh diberikan pada penderita tukak lambung maupun duodeni dan pada pasien dengan tendensi hemoragik yang patologis, penderita hemofilia, penderita gangguan pendarahan lainnya dan penderita yang hipersensitif dengan asetosal.

·         Komposisi:
Setiap tablet salut enterik Cardio Aspirin® mengandung 100 mg asam asetilsalisilat.

·         Cara Kerja :
Pencegahan agregasi platelet berdasarkan kerja biokimia asam asetilsalisilat yaitu penghambatan ireversibel dari siklooksigenase di platelet dan penghambatan reversibel dari siklooksigenase di dinding pembuluh darah.

·         Dosis :
Umumnya diberikan 1 tablet 100 mg/hari. Untuk mengurangi iritasi lambung sebaiknya diminum sesudah makan, tablet ditelan dengan air.

·         Efek samping :
Nyeri lambung, rasa terbakar, mual, perdarahan gastrointestinal, reaksi hipersensitivitas (serangan dyspnea, reaksi kulit), jarang terjadi; dapat terjadi berkurangnya trombosit (trombositopenia), peningkatan kadar enzim hati yang reversibel pada penggunaan jangka lama dan dosis tinggi.

·         Jenis :
Tablet

Chloramphenicol 250 mg

Chloramphenicol 250 mg

·         Indikasi :
a.       Kloramfenikol merupakan obat pilihan untuk penyakit tifus, paratifus dan salmonelosis lainnya.
b.      Untuk infeksi berat yang disebabkan oleh H. influenzae (terutama infeksi meningual), rickettsia, lymphogranuloma-psittacosis dan beberapa bakteri gram-negatif yang menyebabkan bakteremia meningitis, dan infeksi berat yang lainnya.

·         Kontra Indikasi :
Penderita yang hipersensitif atau mengalami reaksi toksik dengan kloramfenikol.
Jangan digunakan untuk mengobati influenza, batuk-pilek, infeksi tenggorokan, atau untuk mencegah infeksi ringan.

·         Komposisi :
Tiap kapsul mengandung 250 mg kloramfenikol.

·         Cara Kerja :
Kloramfenikol adalah antibiotik yang mempunyai aktifitas bakteriostatik, dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya dengan menghambat sintesa protein dengan jalan mengikat ribosom subunit 50S, yang merupakan langkah penting dalam pembentukan ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram-positif, termasuk Streptococcus pneumoniae, dan beberapa bakteri aerob gram-negatif, termasuk Haemophilus influenzae, Neisseria meningitidis, Salmonella, Proteus mirabilis, Pseudomonas mallei, Ps. cepacia, Vibrio cholerae, Francisella tularensis, Yersinia pestis, Brucella dan Shigella.

·         Dosis :
Dewasa, anak-anak, dan bayi berumur lebih dari 2 minggu : 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3 – 4.
Bayi prematur dan bayi berumur kurang dari 2 minggu :
25 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 4.

·         Peringatan dan Perhatian :
Pada penggunaan jangka panjang sebaiknya dilakukan pemeriksaan hematologi secara berkala.
Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan ginjal, wanita hamil dan menyusui, bayi prematur dan bayi yang baru lahir.
Penggunaan kloramfenikol dalam jangka panjang dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme yang tidak sensitif termasuk jamur.

·         Efek Samping :
Diskrasia darah, gangguan saluran pencernaan, reaksi neurotoksik, reaksi hipersensitif dan sindroma kelabu.

·         Interaksi Obat :
Kloramfenikol menghambat metabolisme dikumarol, fenitoin, fenobarbital, tolbutamid, klorpropamid dan siklofosfamid.

·         Cara Penyimpanan :
Simpan di tempat sejuk dan kering, terlindung dari cahaya.

·         Kemasan :
Kotak 10 blister @ 12 kapsul.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

·         Jenis :
Capsul






Tetracycline

·         Indikasi :
Bruselosis, batuk rejan, pneumonia, demam yang disebabkan oleh Rickettsia, infeksi saluran kemih, bronkitis kronik. Psittacosis dan Lymphogranuloma inguinale. Juga untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus dan Streptococcus pada penderita yang peka terhadap penisilin, disentri amuba, frambosia, gonore dan tahap tertentu pada sifilis.

·         Kontra Indikasi :
a.       Penderita yang peka terhadap obat-obatan golongan Tetrasiklin.
b.      penderita gangguan fungsi ginjal (pielonefritis akut dan kronis).

·         Komposisi :
Tetracycline 250 mg Kapsul.
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 250 mg.
Tetracycline 500 mg Kapsul
Tiap kapsul mengandung: Tetrasiklin HCl 500 mg.

·         Cara Kerja Obat :
Tetrasiklin HCl termasuk golongan tetrasiklin, mempunyai spektrum luas dan bersifat bakteriostatik, cara kerjanya dengan menghambat pembentukan protein pada bakteri.

·         Efek Samping:
a.       Pada pemberian lama atau berulang-ulang, kadang-kadang terjadi superinfeksi bakteri atau jamur seperti:enterokolitis dan kandidiasis.
b.      Gangguan gastrointestinal seperti: anoreksia, pyrosis, vomiting, flatulen dan diare.
c.       Reaksi hipersensitif seperti: urtikaria, edema, angioneurotik, atau anafilaksis.
d.      Jarang terjadi seperti: anemia hemolitik, trombositopenia,neutropenia dan eosinofilia.

·         Peringatan dan Perhatian :
a.       Hendaknya diminum dengan segelas penuh air +/- 240 ml untuk meminimkan iritasi saluran pencernaan.
b.      Sebaiknya tetrasikli tidak diberikan pada kehamilan 5 bulan terakhir sampai anak berusia 8 tahun, karena menyebabkan perubahan warna gigi menjadi kuning dan terganggupertumbuhan tulang.
c.       Penggunaan tetrasiklin pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal,dapat menimbulkan efek komulasi.
d.      Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi hati, wanita menyusui.
e.       Jangan minum susu atau makanan produk susu lainnya dalam waktu 1 - 3 jam setelah penggunaan Tetrasiklin.

·         Dosis :
a.       Dewasa :4 kali sehari 250 mg - 500 mg.
Lama pemakaian :
Kecuali apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pengobatan dengan Tetracycline kapsul hendaknya paling sedikit berlangsung selama 3 hari, agar kuman-kuman penyebab penyakit dapat terberantas seluruhnya dan untuk mencegah terjadinya resistansi bakteri terhadap tetrasiklin.
b.      Anak-anak di atas 8 tahun: sehari 25 - 50 mg/kg berat badan dibagi dalam 4 dosis, maksimum 1 g.
Diberikan 1 jam sebelum atau 2 jam setelah makan.

·         Interaksi Obat :
a.       Tetrasiklin membentuk kompleks khelat dengan ion-ion kalsium, magnesium, besi dan aluminium. Maka sebaiknya tidak diberikan bersamaan dengan tonikum-tonikum yang mengandung besi atau dengan antasida berupa senyawa aluminium, amgnesium. Susu mengandung banyak kalsium, sehingga sebaiknya tidak diminum bersamaan dengan susu.
b.      Pengobatan dengan tetrasiklin jangan dikombinasikan dengan penisilin atau sefalosporin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar