Definisi:
Status Asthmaticus adalah serangan asma yang berat, biasanya membutuhkan perawatan di Rumah Sakit, yang tidak memberikan respon secara adekuat terhadap tindakan pengobatan yang biasa dilakukan.
Pengkajian
1.Temuan/Observasi
- Awitan Distres pernafasan tiba-tiba
- Perpanjangan ekspresi mengi
- Perpendekan periode inspirasi
- Retraksi interkostal dan sternal
- Penggunaan otot-otot aksesori pernafasan
- Sesak nafas
- Krekels
2.Bunyi nafas
- Mengi
- Menurun
- Tidak terdengar
3.Duduk dengan posisi tegak : bersandar ke depan
4.Diaforesis
5.Distensi vena leher
6.Sianosis
- Area sirkumoral
- Dasar kuku
7.Batuk keras, kering ; batuk produktif sulit
8.Perubahan tingkat kesadaran
9.Hipoksia
10.Hipotensi
11.Pulsus paradoksus >10 mm
12.Dehidrasi
13.Peningkatan ansietas
- Takut menderita
- Takut mati
Pemeriksaan laboratorium/diagnostik
1.Gas-gas darah arteri
- PaO² dan PaCO² sedikit menurun : umum terjadi di antara serangan
- Penurunan PaO², peningkatan PaO² dengan serangan hebat
2.Pemeriksaan sinar X dada
- Normal di antara serangan
- Hiperinflasi pada serangan
3.Tes kulit (asma ekstrinsik)
4.Tes fungsi pulmoner
- Volume paru-paru normal atau meningkat
- Penurunan kecepatan aliran;meningkat dengan bronkodilator
5.Pemeriksaan SDP dan sputum
- Eosinofilia darah dan sputum umum ditemukan
- Kadar IgE serum meningkat pada asma ekstrinsik
Potensial Komplikasi
- Edema Pulmoner
- Gagal Pernafasan
- Pneumonia
Penatalaksanaan Medis
1.Terapi oksigen dengan humidifikasi
2.Penatalaksanaan cairan
3.Jalan nafas buatan dan bantuan ventilator bila diperlukan
4.Obat-obatan :
Bronkodilator : parenteral, aerosol, oral
Simpatomimetik
- Theophylline
Sediaan :
Tablet : 125, 200,225,300 mg
Kapsul : 50, 100, 200, 250 mg
Eliksir : 80 mg/15 ml
Cair : 80 mg/15 mg
Suspensi : 300 mg/15 ml
Rentang dosis dewasa :
9-20 mg/kg/24 jam dibagi dalam 4 dosis
- Ventolin
Sediaan :
Tablet : 2,4 mg
Aerosol : 90 μg
Rentang dosis dewasa :
PO : 2-4 mg 3-4 kali sehari
Inhalasi : 2 inhalasi setiap 4-6 jam
Diagnosa Keperawatan
1. Ansietas b/d kesulitan bernafas, takut, menderita, dan takut serangan berulang.
2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b/d sekresi kental berlebihan dan bronkospasme
3. Ketidakefektifan pola pernafasan b/d penurunan ekspansi paru selama serangan akut
4. Kurangnya pengetahuan b/d kurangnya informasi tentan penatalaksanaan perawatan diri
Intervensi
Diagnosa Keperawatan 1 :
Kaji tingkat ansietas (ringan, sedang, berat)
Kaji kebiasaan keterampilan koping
Berikan dukungan emosional
- Tetap berada di dekat pasien selama serangan akut
- Antisipasi kebutuhan pasien
- Berikan keyakinan yang menenangkan
- Pertahankan keyakinan lingkungan
Implementasikan terknik relaksasi : petunjuk imajinasi, relaksasi otot
Jelaskan prosedur-prosedur; berikan pertanyaan-pertanyaan
Pertahankan periode istirahat yang telah direncanakan
- Kegiatan sehari-hari yang ringan dan sederhana
- Jangan anjurkan berbicara bila sedang dispnea berat
- Batasi pengunjung bila perlu
- Berikan dorongan yntuk melakukan periode istirahat dengan sering
Diagnosa Keperawatan 2 :
Kaji sputum terhadap warna, kekentalan, dan jumlah
Auskultasi bunyi nafas setiap jam sampai 2 jam terhadap mengi, krekels atau ronki
Kaji pernafasan perhatikan kualitas dan kecepatan
Observasi warna kuit dan suhu setiap 2 jam
Pantau gas darah arteri
Pantau tingkat kesadaran ; laporkan perubahan pada dokter
Posisi pada ketinggian nyaman dan mengoptimalkan pernafasan
- Tinggikan kepala tempat tidur 60-90 derajat
- Sokong punggung dengan bantal
- Berikan bantalan yang baik pada meja tempat tidur untuk sandaran
- Tempatkan pagar tempat tidur untuk kenyamanan dan penyokong
- Tempatkan humidifier atau vaporizer uap pada sisi tempat tidur sesuai pesanan
- Berikan oksigen dengan kateter nasal (hindari masker oksigen, yang meningkatkan sensasi menderita.
Lakukan atau bantu dalam fisioterapi dada
Berikan obat-obatan sesuai pesanan
Nebulisasi isoprotenol / kromolin ; hindari menggunakan isoprotenol dan aminofilin bersamaan ( dapat menyebebkan arrest)
Cairan banyak sesuai pesanan untuk mempertahankan sekresi encer
Tampung sputum untuk kultur sesuai pesanan.
Diagnosa keperawatan 3 :
Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan pernafasan ; pernafasan menghela, diaforesis, dispnes, penggunaan otot-otot aksesori pernafasan.
Pantau TTV dan gas-gas darah arteri
Baringkan pasien dalam posisi Fowler’s tinggi untuk memaksimalkan ekspansi dada.
Berikan terapi olsigen sesuai pesanan
Pertahankan potensi jalan nafas
Berikan obat-obatan sesuai pesanan.
Diagnosa keperawatan 4 :
Kaji tingkat pengertian mengenai proses penyakit dan penatalaksanaan perawatan diri selama serangan hebat.
Jelaskan pentingnya pencegahan serangan selanjutnya.
- Hindari bahan-bahan yang diketahui menyebabkan iritasi
- Hindari situasi yang menyebabkan stres
- Mengekspresikan ansietas dan ketakutan
- Berikan dorongan untuk berkomunikasi dengan orang terdekat atau keluarga
- Berikan humiditas adekuat
Hindari orang yang menderita infeksi terutama ISPA.
Jangan merokok : hindari orang yang merokok.
Jelaskan pentingnya latihan pernafasan seperti pernafasan bibir.
Diskusikan pentingnya melakukan latiahan sampai batas yang dapat ditoleransi
- Hindari keletihan
- Rencanakan waktu istirahat
Jelaskan pentingnya diet dan cairan.
- Makanan seimbang, makanan yang bergizi
- Perbanyak cairan sampai 2000-3000 ml/hari kecuali ada kontraindikasi
Jelaskan pentingnya perawatan rawat jalan berkelanjutan
Diskusikan gejala untuk dilaporkan pada dokter.
- ISPA
- Flu
- Peningkatan suhu
Diskusikan obat-obatan ; nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan efek samping
Peragakan penggunaan inhaler yang tepat dan pemeliharaan alat penampung.
Jelaskan pentingnya untuk mengenakan tanda pengenal waspad- medist asma.
Diskusikan pentingnya minum obat sesuai pesanan.
Evaluasi
Diagnosa 1 :
Pasien mendemontrasikan reduksi rasa takut dan ansietas dibuktikan oleh
- Ekspresi wajah rileks
- Mengungkapkan perasaan cemas berkurang
- TTV dalam parmeter normal
Diagnosa 2 :
Pasien mempertahankan jalan nafas paten dibuktikan oleh :
- Perbaikan bunyi nafas
- Kecepatan dan kedalaman pernafasan normal
- Takada dispnea
- Takada sianosis
- Gas darah dalam rentang normal
Diagnosa 3 :
Pasien mempertahankan pola pernafasan efektif yang ditunjukan oleh ;
- Frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan
- Tidak terdapat atau dispnea berkurang.
- Gas-gas darah arteri dalam batasan yang dapat diterima oleh pasien
Diagnosa 4 :
Pasien mendemonstrasikan pengetahuan tentang penatalaksanaan perawatan kesehatan sepeerti yang dibuktikan dengan mengatakan prinsip perawatan diri yang berhubungan dengan proses penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar